Ruang Rindu

Aku hanyalah seorang pecinta yang belum menemukan cintanya dalam realitas nyata, puisi-puisi yang kutuliskan hanyalah berisikan kekasih bayangan yang tak pernah datang dalam kehidupan dan itu selalu membuatku penasaran tentang bagamanakah sosok dia? kekasih yang selaluku puja-puja dalam hayal bawah sadar, apakah dia memiliki bibir tipis dengan hidung agak sedikit mancung dan bola mata yang berkaca-kaca? Ah sungguh membayangkan wajah cantikmu yang berseri-seri membuatku jatuh hati. Dalam hati aku selalu bertriak "Aku sangat ingin menemuimu hari ini kekasih!" tapi kau tak pernah menggubrisnya dan bahkan mungkin engkau tak mendengarnya.

Bertahun-tahun aku tunggu kehadiranmu tapi tak kunjung bertemu, disetiap doaku selalu kusebutkan namamu kekasih berharap pada Tuhan agar kita dipertemukan dalam kesunyian tanpa nada, tanpa bunyi, tanpa isyarat dan interaksi tapi kita saling memahami dan saling mengerti. Begitulah cinta menurutku ketika kita sudah mencintai tanpa pandang materi, tak ada alasan untuk saling mencintai, frekuensi kita sudah sama. Bukankah Tuhan yang menciptakan cinta dalam hati, dan kita hanya lakon untuk memerankan alur ceritanya di dunia.

Mengingat dirimu adalah hal paling menyenangkan yang sering aku lakukan, kau selalu membuatku terkapar, senyumu itu seperti obat bius yang mampu melumpuhkan sistem syaraf kesdaran, ciumanmu seperti impus yang mampu membangkitkan kinerja organ, pelukanmu seperti selimut yang membuat nyaman. Kesenangan yang tiada tandingan, biarkan aku berlama-lama disini denganmu menghabiskan waktu, tapi sayang kau selalu pergi tepat waktu membuatku hari ini ingin berteriaku kembali "Aku sangat ingin menemuimu kekasih!".



***



Dua belas bulan telah berlalu lagi, ini adalah tahun awal untuk kita bertemu kembali, dan setidaknya aku mendapat kepastian darimu. Aku coba mendekatimu dalam khayalku, mencoba angkat bicara padamu dibawah pepohonan rindang.

"Kesekian kali aku menunggumu dengan setia berharap kepastian darimu, tapi mengapa kau tak pernah menemuiku di bumi kau lebih memilih singgah dalam pikiran sayangku? Padahal aku selalu menunggumu dari malam hingga pagi" tanyaku dengan nada agak kesal

"Bersabarlah sayang, terkadang orang yang kau cintai tidak langsung hadir dibumi, dia akan lebih dulu menjajah pikiranmu sebelum dirimu jatuh hati padanya" mencoba meyakinkanku bahwa suatu saat dia akan datang

"Lalu bagaimana dengan diriku? Sedangkan engkau selalu menjauh ketika waktu telah memanggilmu, kita bukan hanya dipisahkan oleh jarak melainkan juga terpisah dalam dimensi yang berbeda"

"Cukuplah cinta yang mendekatkan diriku padamu tanpa ada batas dimensi antara langit dan bumi"

"Baiklah aku menunggumu hingga kau mengerti perasaanku"


Disetiap sore menuju senja, senja menuju malam kita selalu duduk bersaman dibawah pepohonan rindang beralaskan rerumputan, melihat lembayung berwarna jingga yang hampir termakan kegelapan. Kau menunjunya dan berkata "lihatlah sayang senja itu indah, tapi keindahan itu hanya nisa dinikmati sebentar"

Begitulah dirimu pandai untuk merangkai kata-kata danmembuat luluh hatiku, perlahan-lahan, sejengkal demi sejengkan, sedikit-sedikit aku mulai memahami perkataanmu.dirimu mencoba membuatku sadarakan kecantikan yang kau punyai hari ini tak selamanya abadi, lambat laun kulitmu akan mengriput, rambutmu mulai memutih dan dirimu mulai meringkih. Ah kini aku sadar untuk perkataanmu itu, aku coba menggali lagi setiap perkataanmu, mencoba membongkar teka-teki puzzle yang membinggungkan, aku rangkai apa yang telah kau ucapkan sebelum mentari itu termakan kegelapan hingga pada ujungnya aku menemukan kepastian kehadiranmu untuku, tapi waktu cepat berlalu disaatku tau perkataanmu mertari sudah lenya dan kau telah tiada disampingu, menghilang kembali dalam hayalku, tapi ditengah kegelapan aku menemukan ribuan bintang-bintang itu bersinaran aku terseyum memandang langit seakan-akan rasi bintang itu tersusun menggambarkan wajahmu. Disaat itu kita bertemu dalam ruang rindu disetiap waktu, aku menemukanmu disitu, aku tertawa bahagia "hahahaha".

"kekasih aku akan menumuimu dibumi, suatu saat nanti percayalah" katamu terakhir yang teringat dalam pikiran



***



Alasan aku menunggumu cuma satu yaitu aku mencintaimu, meski aku tak pernah bertemu dan bahkan tak tau kepribadianmu tapi begitulah cinta menyatukan kita dalam suka maupun duka, tak pandang materi cinta kita tercipta secara alami tanda ada campuran lain dari mereka.

Kita adalah dua insan yang mencoba saling mengerti, mengasihi dan menyayangi, tak kenal jarak tak kenal waktu, cinta telah mendekatkan dirimu padaku.

Tak ada kata menyerah untuk menunggumu, cintaku telah meyakinkanku dalam kesetiaanku pada dirimu.

Kaulah yang merobak semestaku, lalu aku jadikan dirimu sebagai ageda utama dalam kehidupanku.


Slawi, 5 Juni 2018

Rizki Eka Kurniawan

Posting Komentar

0 Komentar