Alena

Pagi yang cerah untuk seluruh masyarakat menghabiskan waktunya untuk berolahraga, mengantar anak kesekolah dan mash banyak aktivitas lain. Sementara seorang wanita cantik masih tertidur cantik dikasur yang berukuran king size menutupi wajahnya dibalik selimutnya karena cahaya matahari menyilaukan matanya. "bangun alena, bukannya hari ini kamu ada kelas?" tanya sorang pemuda yang berdiri diambang pintu membangunkan gadis itu yang ternyata bernama alena. "dosennya saja ada disini" ucap alena setengah terbangun. "ih jadi anak ngeles aja, udah bangun, sudah kusiapkan sarapan" jelasnya lg. Alena buru buru terbangun dan bersiap untuk sarapan bersama dengan kekasihnya. "kalau dikelas nanti jangan banyak tanya padaku ya" ucap alena melahap makanannya. "aku akan bertanya padamu, kau kan kekasihku." jelas zico. "ih zico harusnya kau tau setiap mapelmu aku tak pernah memahaminya" teriak alena kesal. "benarkah? Oh terus apa yang kau pahami saat materi ku?" tanya zico. "wajahmu yg tampan, saat kau masuk kelas aku hanya memandang wajahmu" goda alena. Zico adalah dosen sekaligus kekasih alena, mereka tinggal bersama diapartemen, walaupun mereka berpacaran dan tinggal bersama namun tingkah mereka layaknya kakak beradik karna zico yg lebih tua 2 tahun dari alena. Dan mereka tidak pernah melakukan hal yg dilakukan oleh pasangan jahat jika tinggal bersama. Diapartemen ada dua kamar jadi kamar pertama untuk alena dan kamar satunya untuk zico.

**

Hari ini mereka berangkat bersama kekampus dengan menggunakan mobil zico. "hari ini aku ada 2 kelas setelah kelasmu, kau ada berapa kelas?" tanya zico. "hanya 1" jawab alena sambil memainkan ponselnya. "nanti bagaimana? Mau pulang dengan ara?" tanya zico. "aku tunggu diperpus saja" jawab alena. "baiklah tapi ingat di perpus harus baca jangan hanya tidur dan numpang wifian" ucap zico sambil mengacak acak rambut alena gemas. "ah rambutku" kesal alena. "tetap cantik" balas zico tertawa. Sesampainya dikampus alena langsung turun dari mobil bersama zico. "eh ada ara, aku ke ara ya" ucap alena. "mau apa? Hari ini ada kelasku jangan terlambat sebentar lg masuk" jawab zico. "hanya sebentar kok, sudah ya bye" ucap alena kemudian berlari menghampiri ara. "ingat jangan terlambat" teriak zico. Ups dia tersadar setelah berteriak seluruh mahasiswa memandanginya. Zico memang dikenal sebagai dosen yg dingin namun tampan jadi tak heran jika banyak mahasiswa yg mengaguminya bahkan meminta nomor ponselnya. Tapi tetap saja cintanya hanya untuk gadis kecilnya alena. Walau tak banyak yg tau tentang hubungan zico dan alena hanya teman dekat mereka saja yg sudah mengetahui tentang hubungannya.

**

Alena langsung menghampiri ara. Ara adalah sahabat alena. Dia sudah mengetahui hubungan sahabatnya itu dengan pak dosennya. Tapi senangnya alena berteman dengan ara karna salah satunya dia bisa menyembunyikan rahasia hubungannya dengan zico. "berangkat dengan pak dosen?" tanya ara yg dibalas anggukan oleh alena. "senang ya berangkat dengan kekasih" ledek ara. "sst diem, mau kusumpel mulutnya" kesal alena. "aa aku takut" goda ara tertawa. Pukul 9 zico masuk dengan gaya coolnya. Semua mahasiswa perempuan bersorak melihat tampannya dosennya itu terkecuali ara dan alena. "baiklah kita lanjutkan pembahasan kemarin" jelas zico datar. Selesai kelas tak lupa zico selalu menanyakan tentang materi yg ia jelaskan pada mahasiswa yg lain "ada pertanyaan?" tanya zico. Seorang mahasiswa wanita mengacungkan jari tanda ingin bertanya "nomor ponsel kaka berapa?" tanyanya membuat tertawa seluruh mahasiswa. "ih centil banget" celetuk ara. "mau dibelikan pulsa kali" sambung alena tertawa.  "apasih iri aja deh" ucapnya lg. "kalau mau tau, izin dulu pada kekasih saya" ucap zico sambil melirik alena yg sedang tertawa cekikikan kemudian ia meninggalkan kelas. Alena sudah biasa melihat seluruh mahasiswa yg genit pada zico tapi dia justru tertawa karna baginya dia yg paling cantik diantara mereka dan zico tetap memilihnya. Semua mahasiswa bersorak atas jawaban pak dosen, terkecuali mahasiswa yg centil tadi. "siapa sih kekasih pak zico" ucap mahasiswa centil itu. "aduh ditolak ya? Pulang saja sana" goda ara. Karena jam kelas sudah berakhir semua mahasiswa keluar dari kelas, hanya tersisa alena dan ara. "mau pulang bareng tidak?" tanya ara. "tidak aku pulang dengan zico saja nanti" jelas alena. "bukanya pak dosen masih ada kelas lg?" tanya ara. "iya, sudah nanti aku tunggu saja" jawab alena. "kalau tidak mau aku akan pulang dengan bily saja" ucap ara tertawa. "anak kecil jangan pacaran" balas alena. "ih padahal sendirinya juga" balas ara. Tak lama ponsel alena bergetar pesan dari zico "sudah makan? Ayo makan aku tunggu di cafe belakang kampus" alena cengengesan membaca pesan dari zico. Sampai dikoridor kampus alena dan ara berpisah alena kekanan sementara ara kekiri menuju ke parkiran.

**

Di cafe zico sudah menunggu alena, "maaf lama" ucap alena. "gapapa sayang" balas zico. Alena segera memesan makanan favoritnya bersama zico. "mau ada kelas jam berapa?" tanya alena pada zico. "30 menit lg, kamu mau kuantar pulang saja?" tanya zico. "tidak usah aku menunggu saja deh" jawab alena. Selesai makan zico bersiap untuk masuk kelas meninggalkan alena yg masih melahap makanannya "baik baik ya sayang, nanti kutelfon" ucap zico mengecup rambut alena sebelum pergi. Selesai makan ia mondar mandir keliling kampus mencari aktifitas karena dia sudah mulai bosan menunggu zico. Harusnya dia pulang saja dengan ara agar dia bisa santai dan tidur di kamar tercintanya. 1 jam setengah alena menunggu zico. Ia menunggu zico di depan danau sambil memakan es cream yg ia beli. Tak lama ponselnya bergetar telfon dari zico "aku di danau, sudah selesai?, baiklah aku tunggu disini ya" ucap alena sebelum mematikal panggilannya. Alena kembali semangat karena zico sudah selesai akhirnya ia bisa pulang. Dari jauh ia melihat zico yg akan menghampirinya tetapi dibelakangnya ada wanita cantik yg mengobrol dengan zico. "pak maaf saya kan mahasiswa baru, jadi saya belum menguasai materi kuliah bapak, jika diizinkan apa boleh saya kursus dengan anda?" jelas wanita itu. "nanti saya pikirkan lg ya" balas zico. "baik terimakasih pak" ucapnya lg. Zico langsung meninggalkan wanita itu dan segera menghampiri alena, alena terus memperhatikan wanita itu dari cara memandangnya sepertinya ia menyukai kekasihnya. Alena tak pernah melihat mahasiswa itu sebelumnya, bahkan hampir semua dia paham siapa mahasiswa yg menyukai zico karena zico selalu memberi tau kepadanya. "alena" ucap zico mengagetkan alena. "eh kapan datang?" tanya alena. "kau tak menyadari ya?" tanya zico. "tadi siapa?" tanya alena langsung to the point. "oh dia mahasiswa baru minta kursus karena dia belum menguasai mapel kuliahku" jelas zico. "tapi aku belum jawab mau, masih kupikirkan" jelas zico lg. Alena mengangguk mengerti tapi dia juga masih merasa ada hal yg aneh dari wanita itu. Biar ia cari tau sendiri bersama ara sahabatnya. Sepanjang perjalanan alena hanya melamun menatap jalanan, tapi pikirannya masih ke mahasiswa itu. Sebelumnya dia tak pernah merasa hal seperti ini ketika ada mahasiswa yg menggoda zico tapi untuk kali ini rasanya dia merasa khawatir. "lamunin apa sayang?" tanya zico memegang tangan alena. "tidak" jawab alena berbohong.

**

Pukul 8 malam zico dan alena baru sampai diapartemen, sebelumnya mereka sempat makan malam terlebih dahulu. Alena langsung merebahkan tubuhnya ke kursi dia sangan lelah sekali hari ini. Zico langsung bergegas ke kamar mandi badannya sudah terasa lengket. Drrt.. Drtt.. Ponsel zico yg tergeletak di meja bergetar membuat alena tersadar dari setengah tidurnya. "zico ada pesan diponselmu" teriak alena. "buka saja sayang" teriak zico dari kamar mandi. Alena langsung membukanya dari nomer yg belum ada namanya. "malam kak, maaf saya mengganggu saya vio mahasiswa tadi. Bagaimana kak tentang kursusnya? Saya harap kaka mau menerimanya". Alena terkejut ternyata pesan itu dari vio mahasiswa baru itu. Alena berfikir dari mana dia dapat nomer kekasihnya? Apa zico yg memberikan? Dan beraninya ia memanggil zico dengan sebutan kak, ah itu semua membuat alena kesal. "dari siapa sayang?" tanya zico yg tiba tiba keluar dari kamar mandi. "mahasiswamu" ucap alena kesal dan langsung masuk ke kamarnya. Zico bingung ada apa dengan sikap kekasihnya itu. Ia langsung mengambil ponselnya dan membaca pesan dari vio. Didalam kamar alena merebahkan tubuhnya lg ia kesal sangat sangat kesal hari ini sudah dibuat menunggu ditambah ada pesan dari si vio. "alena kamu gak mandi?" tanya zico mengetuk pintu kamarnya. "gak" teriak alena kesal. Zico segera masuk kedalam kamarnya memikirkan apa yg terjadi dengan alena, apa dia cemburu pada vio? Lagipula dari mana vio dapat jomer ponselnya? Zico mengirimkan pesan pada alena. "kamu kenapa?". Dikamar sebelah alena membaca pesan itu. "ngapain kirim sih? Kamar kita kan deketan" balasnya. "kukira kamu sudah tidur" balas zico. "belum, ada yg mau ku tanyakan. Ayo keluar" balas alena. Zico menurut dan langsung keluar dari kamarnya ia sudah berada di depan kamar alena. Alena terkejut saat membuka pintu sudah ada zico. Alena menanyakan darimana mahasiswa itu alias vio dapat nomer ponsel zico. Zico menjawab tidak tau. Alena terus menginterogasi kekasihnya itu. "bohong pasti kamu yg memberi tau kan?" tanya alena. "tidak. Pernah sayang, mungkin dapat dari orang lain. Kan sudah kubilang jika ingin dapat nomerku harus izin dulu pada kekasihku" ucap zico tertawa. "aku serius zico" kesal alena. "aku memang tidak tau sayang, kau cemburu ya?" tanya zico balik. "tidak mungkin" jawan alena cuek. Zico mendekatkan wajahnya pada alena mengerjainya apa benar kekasihnya tidak cemburu? Wajaj zico yg dekat dengan wajahnya membuat pipi alena merah merona, jantungnya berdegup kencang. "sudahlah aku mau tidur" ucap alena menyingkir. "aku mencintaimu" ucap zico kemudian memeluk alena. "selamat tidur ya sayang" ucapnya lg. Selesai melepas pelukannya alena buru buru lari ke dalam kamar pipinya sudah sangat merah merona. Zico tertawa melihat tingkah gadis kecilnya itu. 

**

Esoknya seperti biasa alena dan zico berangkat bersama. Mood alena sudah kembali normal sejak semalam, zico yg bersikap romantis padanya. Saat sedanh berjalan bersama, vio datang menghampiri zico dan alena. "selamat pagi pak" sapa vio. "oh iya kau siapa? Boleh tolong tinggalkan kami sebentar? Ada yg ingin aku bicarakan dengan pak dosen" ucap vio melirik alena tajam. Alena melirik sekilah zico kemudian melirik vio sebelum dia pergi meninggalkan mereka tanpa sepatah kata apapun. "dia mahasiswa unggulan saya, tak seharusnya kamu mengusir dia" jelas zico datar. "maaf pak sayang tidak tau, saya ingin menanyakan tentang kursus itu, saya butuh sekali pak" jelas vio. "sudah saya bilang nanti saya pikirkan lg" ucap zico dan langsung meninggalkan vio. Wajahnya berubah dia kesal karna caranya untuk mendekati pak dosennya selalu gagal "apa sesulit ini" ucap vio. Alena berdiam diri di pojok perpustakaan tempat favoritnya. Ia masih kesal dengan vio beraninya dia mengusir dirinya. Memangnya dia siapa. Drrt.. drrt.. ponselnya berbunyi panggilan dari zico. Alena sengaja tak mengangkatnya karna ia masih kesal. Panggilan kedua dari ara, alena mengira itu adalah zico dan refleks membentaknya "apa apasih?, Jangan ganggu aku, eh maaf, nanti kuceritakan, datanglah ke perpustakaan, ya aku tunggu" ucap alena mematikan panggilannya. Tak beberapa menit ara datang menghampiri alena dan menanyakan apa yg terjadi pada sahabatnya yg tadi marah marah. Alena langsung menceritakan kejadian dari awal sampai akhir. "setauku memang ada mahasiswa baru dan dia sepertinya mengagumi pak zico" jelas ara. "kau tau soal itu?" tanya alena. "kata bily kemarin dia menanyakan tentang nomer ponsel pak zico pada petugas perpus" jelas ara. "benarkah?" tanya alena kaget pantas saja vio tau nomer zico dan memberi pesan padanya. "kau tau tentang vio tidak? Mahasiswa baru itu? Beraninya dia mendekati pak zico" ucap salah satu mahasiswa yg sedanh bergosip, alena dan ara sempet mendengarnya karena mereka bergosip tepat didepannya. "ya kutau dia hanya modus mendekati pak zico dengan berpura pura minta kursus" ucap salah satu mahasiswa itu lg, salah satu mahasiswa sepertinya menyadari bahwa ada seorang yg mendengarkan gosipnya "udah deh gausah dengerin gosip" ucapnya. Karena merasa kepergok alena dan ara buru buru pergi dari perpustakaan. "sudah kuduga si vio berusaha mendekati pak zico" ucap ara. "hah membuatku kesal" balas alena. "sudah sekarang kau pikirkan hubunganmu saja, yg terpenting pak zico sudah menjadi milikmu" jelas ara. "tak biasanya aku secemburu ini, kau tau?" ucap alena. "ya ku tau alena, jangan berubah pada pak zico. Nanti dia akan bosam dan meninggalkan mu" jelas ara. Alena mulai mencerna ucapan ara, ucapan sahabatnya benar tak seharusnya ia ikut kesal pada zico. 

**

Hari ini ada kelas zico, sedari tadi alena melamun atau bahkan ia tertidur. Zico tau mood kekasihnya memang sedang hancur sejak tadi pagi, sebabnya ia membiarkan kekasihnya meruntuki nasibnya, bukannya jika seseorang dikekang saat moodnya buruk akan membuat orang tersebut akan semakin buruk dan memberontak?. Selesai kelas alena terbangun dengan kondisi kelas sepi hanya ada zico dam dirinya. "sejak kapan selesainya?" tanya alema. "sejak tadi? Nyenyak tidurnya?" tanya zico. "aku mengantuk sekali" ucap alena. "kenapa tadi tak angkat telfon ku?" tanya zico. "tak dengar" ucap alena cuek beranjak pergi. "mau kemana?" cegah zico. "keluar" ucap alena. "kau berubah sejak tadi pagi, kau kesal karna vio? Kalau kau tak izinkan soal kursusnya, aku akan menolaknya" jelas zico.  "itu terserah, bukan urusanku" balas alena. "itu akan jadi urusanmu karna ini menyangkut perasaanmu" jelas zico. "yang akan memberi materi kan kau bukan aku jadi bukan urusanku, aku harus pergi, oh iya nanti pulang sendiri ya aku akan pulang dengan ara" ucap alena kemudian meninggalkan zico sendirian. Alena mencari sosok ara, rasanya ia ingin memarahinya karna ia sudah meninggalkan dirinya dikelas yg sepi begitu. Saat sedang mencari seorang wanita memanggil namanya. Alena menoleh mencari sumber suara itu, ia terkejut karna yg memanggilnya adalah vio. "hei aku vio, maaf aku sudah mengusirmu tadi, boleh kita bicara?" ajak vio. Alena sebetulnya sungkan tapi ia merasa tak enak hati untuk menolak. "pak zico bilang kau mahasiswa unggulannya. Oleh sebab itu aku mohon padamu, jika kau tak keberatan bantu aku agar kau membujuk pak zico agar mau menerima kursusku. Aku butuh sekali untuk tambahan nilaiku" jelas vio. Alena sedikit menyimak dan mencerna perkataan vio apa maksudnya mahasiswa unggulan zico. "kenapa aku?" tanya alena. "kau pasti sudah mengenal pak zico. Aku mohon" bujuk vio. "baik nanti kupikirkan" ucap alena. Diparkiran alena menunggu zico pulang dia mencari ara tak ketemu berarti dia tak jadi pulang dengan ara. Zico melihat kekasihnya sedang menunggu diparkiran, dari jauh ia tersenyum dan menghampirinya. "tak jadi pulang dengan ara?" godanya. "ara sudah pulang" ucap alena. "enak ya tadi menolak kekasihnya, sekarang taunya pulang bareng" ledek zico. "baiklah aku pulanh sendiri" kesal alena. "apa kau sedang pms sekarang? Sensitif sekali. Aku hanya becanda. Ayo pulang biar kubukakan pintu untuk tuan putri" ucap zico sambil membukakan pintu mobil untuk alena. Di dalam mobil alena memikirkan tentang bujukan vio. Dia ingin membantu vio tapi disisi lain dia tak ingin kekasihnya lebih dekat dengan vio wanita yg punya rencana untuk merebut zico darinya. "jika kau masih marah padaku, aku tidak akan menerima tawaran vio" ucap zico membuka suara. "eh tidak, terima saja ya" ucap alena. "ha? Apa kau serius sayang? Badanmu panas?" tanya zico memegang kening kekasihnya, ia tak percaya akan ucapan alena, kenapa dia bisa berubah secepat itu. "iya aku serius, aku tak boleh egois. Itu demi nilai tambahan masa aku harus mengacaukannya?" jelas alena. "tapi moodmu sedang memburuk alena, aku tak mau membuat mood.mu semakin memburuk" jelas zico lg. "ah nanti juga hilang" ucap alena.

**

Dikamarnya alena memikirkan apa ini keputusan yg tepat? Alena buru buru mengabari sahabatnya dan menceritakannya. Ia juga mengabari vio bahwa zico mau menerima Kursusnya. Sudah 1 minggu berlalu, zico semakin sibuk mengurus kursus untuk vio, ia lebih sering mengabaikan alena, selalu pulang malam dan tak pernah mengajaknya makan saat jam tak ada kuliah. Alena terus melamun memikirkan kekasihnya itu, ia sudah berubah sekarang. "sudah makan? Ayo makan denganku" ajak ara. "tidak, aku akan makan dengan zico" ucap alena. "memang kau sudah mengabarinya?" tanya ara. "aku akan mengabarinya" ucap alena tersenyum, ia tak mau memberi tahu pada sahabatnya tentang sikap zico yg semakin berubah, walaupun sebenarnya ara sudah tau semua karna alena juga jadi berubah tak seceria dulu. "kau dimana? Ayo makan" pesan alena pada zico. Zico sibuk berada diperpus membaca buku mapelnya, ponselnya ia geletakkan di sebelahnya. Alena memutuskan untuk meninggalkan ara dan mencari zico ke seluruh koridor. Akhirnya ia melihat zico sedang membaca didalam perpus buru buru ia menghampirinya. "aku mencarimu ternyata kau disini?" ucap alena. "iya aku sedang membaca" balasnya tetap fokus pada buku yg ia baca tak memandang wajah alena sedikitpun. "kenapa tak membalas pesanku?" tanya alena. "maaf tidak sempat" balas zico. Alena melirik ke ponselnya padahal ponselnya ia letakkan disebelahnya, segitu sibuknya sampai mengabaikan pesanku, air mata alena hendak tumpah tapi ia tahan karena ia ingin berusaha kuat didepan kekasihnya. Alena mengajak zico untuk makan. Tapi ia menolaknya karena sibuk. "kau makan sendiri ya, aku sibuk sekali. Oh iya sepertinya aku pulang malam kau pulang dengan ara dulu ya, aku harus pergi" ucap zico kemudian meninggalkan alena sendiri. "bukannya memang setiap hari alu selalu pulang dengan ara" gumam alena. Butir butir air mata membasahi pipinya, ia sungguh tak kuat lg menahan tangisnya. Ara dari jauh melihat sahabatnya menangis buru buru menghampirinya. Menghamburkan tubuhnya agar bisa dipeluk oleh sahabatnya. Air mata alena tumpah tapi ia tak bersuara karena ia sadar ini sedag ada di perpustakaan. Ara terus menenangkan sahabatnya itu, ia ikut prihatin melihat nasib sahabatnya yg selalu ceria. "aku antar pulang ya" aja ara. "antarkan aku ke mall ya" ucap alena langsung menghapus air matanya. Ara sedikit terkejut melihat tingkah alena yg tiba tiba mengajaknya ke mall bukannya dia sedang patah hati? Ah mungkin untuk menghibur dirinya. Sudah pukul 7 mereka masih berada di mall mereka berganti pakaian yg tadi mereka beli. "alena pakainmu kenapa feminim sekali?" tanya ara kaget. "biar saja" ucap alena. Alena mengambil alih kunci mobil ara dan dia yg mengendarainya, walaupun jalanan sangan macet alena tetap saja menyetir dengan kecepatan maximum. Tak lama mereka sampai disebuah klub malam. Ara terkejut bukan main saat alena mengajaknya ke tempat seperti ini, Alena sebelumnya adalah gadis polos tak tau apa apa tentang dunia malam tapi kenapa dia mengajaknya datang kesini. "Alena kita ngapain kesini?" tanya ara. "sebentar saja" balas alena. Didalam klub malam alena menghabiskan 3 botol alkohol sementara ara hanya minum air putih, dia sudah mabuk sekarang. "alena ayo pulang" ajak ara. "ngapain? Enakan disini ramai di apartemen sepi" ucap alena. "nanti kal zico cari kamu gimana?" tanya ara lg. "dia sedang bermalam dengan wanita lain, aku sudah dibuang" jelas alena. "alena ayo sadar" ucap ara. Alena sudah benar benar mabuk sekarang ia sudah meminum 5 gelas alkohol. Sementara diapartemen zico mencari alena yg tidak ada, aparteman sepi dan lampunya masih gelap. Ia mencari kekamar tidak ada, biasanya setelah dia pulang Alena sudah tertidur. "tak biasanya dia belum pulang" gumamnya. Zico terus menelfon alena tapi tak ada jawaban, bahkan ara sendiri tak ada jawaban. "sayang kau membuatku khawatir" gumam zico mulai pucat. Ara tak tau harus melakukan apa, alena sudah kacau sekarang, banyak lelaki jahat yg ingin menggodanya. Ara langsung menelfon zico "halo pak, ini ara, alena pak dia mabuk berat tak mau pulang, iya ara tunggu pak" ucap ara mematikan ponselnya. "alena, ayo pulang zico sudah mencarimu" jelas ara. "apa? Dia mencariku? Tidak mungkin ara, dia sibuk dengan wanita itu. Aku benci padanya" ucap alena. Tak beberapa lama zico datang dan langsung menghampiri ara yg tengah menangis melihat alena sedang berjoget ria bersama dentuman musik. Zico langsung menarik alena kebelakang "apa yg kau lakukan?" tanya zico. "dimana wanita yg bersamamu? Vio? Kukira dia datang bersama kalian" ucap alena. "apa maksudmu? Sadarlah alena aku zico kekasihmu" jelas zico. "apa? Kekasih? Kekasihku tak pernah mengabaikanku, dia tak pernah sibuk, dan selalu makan denganku dia juga selalu mengantarkan aku pulang, tidak sepertimu" jelas alena. "aku zico, kekasihmu Sadarlah sayang" jelas zico. "bukan kau bukan kekasihku, kau kekasih vio pergilah dengan wanita itu. Aku ini sudah dibuang, kau kan selalu pulang malam, habis bersamanya ya apa yg kau lakukan denganya" ucap alena. Zico mulai frustasi refleks ia langsung menampar Alena. Air mata alena tumpah ia berlari meninggalkan ara dan kekasihnya pergi keluar. Berlari dengan langkah gontai hingga tanpa sadar sebuah mobil menabraknya BRUGGG... alena terpental ke jalanan. "alena bangun" teriak zico memangkukanya. Darah mengalir dikepala dan pelipisnya tangan dan kakinya luka. "pak dosen sudah pulang? Bagaimana kursusnya? Sudah makan kan? Pasti Lelah sekali" ucap alena lemas setengah tersadar. "ara, kau kenapa kau menangis?" tanya alena. "alena kau harus kuat" ucap ara menangis melihat sahabatnya yg lemah tak berdaya. "sayang kau harus kuat ya, aku. Menyayangimu" ucap zico ikut menangis. Tak lama alena pingsan tak sadarkan diri. Zico dan ara buru buru membawa alena ke rumah sakit. 

**

Dirumah sakit dokter masih membersihkan luka di pelipis alena, memasangkan selang dan infus untuk alena. Sementara zico dan ara masih menunggu di depan ruang ugd. "ara apa yg terjadi pada alena? Mengapa dia sekacau itu?" tanya zico. Ara menceritakan semuanya dari awal tentang perubahan diri alena dan perubahan zico pada alena sejak ia sibuk mengurus kursus vio. Zico baru tersadar memang ia merasakan perubahan pada dirinya pada alena. "pak, yg alena katakan saat mabuk itu yg dia rasakan sebenarnya pak. Mungkin biasanya dia menyembunyikannya di depan kamu, anda pasti juga tau jika ucapan orang mabuk biasanya itu benar menggambarkan perasaannya" jelas ara. Zico memikirkan tentang kesalahannya pada alena, matanya sudah merasa panas ia ingin sekali menangis sekarang. Tak lama dokter keluar dan menghampiri zico dan alena. Mengajak zico untuk keruangannya. "maaf pak, alena mengalami pendarahan di kepalanya karna benturan yg keras, mungkin beberapa hari kedepan ia akan koma" jelas dokter. "apa dok? Tapi alena masih bisa sembuh kan?" tanya zico. "kita berdoa saja pada yg maha kuasa pak" jelas dokter. Zico mulai frustrasi ini semua salahnya, harusnya ia tak terlalu sibuk dan tak mengabaikan kekasihnya. Ia mengutuk dirinya sendiri karna tak becus dalam menjaga kekasihnya. Apa yg harus ia lakukan. Ia tak sanggup kehilangan belahan jiwanya. Air matanya tak terbendung lg begitu deras. Ara yg melihat kondisi zico dan alena ikut prihatin. Ia tak tega melihat sahabatnya terbaring lemah dengan selang infus. Zico menghampiri ara dan menjelaskan keadaan alena bahwa ia koma. Ara menangis sejadi jadinya, ini juga salahnya harusnya ia bisa lebih tegas pada alena agar dia tak datang ke klub malam itu. "maaf kan saya pak, karna saya tak becus menjaga alena" ucap ara terbata bata. "ini semua murni kesalahan saya, harusnya saya tak mengabaikan dirinya dan saya bisa menjaganya" ucap zico kemudian. Setelah ara pulang zico masuk kedalam ruangan alena. Melihat kekasihnya terbaring dengan perban dikepalanya, selang oksigen menempel dihidungnya dan selang infus. "apa benar ini kamu sayang?" gumam zico. "maafkan aku alena aku tak becus menjagamu, aku mengabaikanmu, aku jahat padamu maafkan aku" ucapnya lg, air mata yg tadi sempat berhenti kini mengalir lg dipipinya. Mencium terus tangan kekasihnya agar dia bangun. "aku menyayangimu alena, sadarlah" ucap zico. Seketika zico ingat semua tentang alena yg begitu ceria tak pernah mengeluh ketika ia bersikap cuek padanya. Lelaki macam apa dirinya itu.

**

Pagi itu yg cerah semua orang menangis meratapi gundukan makam  yg baru saja dibuat. Zico menangis menaburkan bunga pada gundukan tanah itu. Ada ara dan bily semua kerabat dekat datang berusaha menenangkan zico yg masih menangis. "pak yg sabar, bapak harus kuat" ucap ara menenangkan zico. Bagaimana zico bisa kuat ketika ia harus kehilangan orang yg disayanginya, orang satu satunya bagi zico. Dia sungguh tak kuat jika harus kehilangan dia. semua peziarah pulang meninggalkan zico yg masih meratapi nisan dihadapannya. Bahkan sebentar lg hujan akan datang ia tak ingin beranjak dari sana "bahkan langit pun tak siap untuk kehilanganmu" gumam zico manangis. Sepulang dari pemakaman zico merebahkan tubuhnya dikasur milik alena gadis kecilnya. Sekilas ia melihat foto yg terpampang dirinya dengan alena. Menjelajah setiap sudut kamar terpampang fotonya bersama zico saat masih pacaran dari awal bertemu hingga menjalani hubungan sejauh ini, pandangan zico tertuju pada sebuah buku diary milik alena. Ia biasanya tak pernah membukanya karena ini privasi, tapi entah godaan apa dia mulai tertarik dan membukanya. "banyak mahasiswa yg menyukaimu, tapi aku tak masalah aku tetap cantik bagimu" "setelah wisuda aku ingin menikah denganmu, dengan dia yg suatu saat akan membukanya" "dia baik tak pernah mecam macam padaku, dia kekasih sekaligus kakak untukku" "zico, kamu masa depanku". Zico membuka satu persatu semua catatan milik alena semua membicarakan tentang dirinya, "aku pernah bermimpi menikah memakai gaun putih sangat cantik, dan pria itu adalah dia yg suatu saat akan membaca diaryku" "dia berubah kuharap itu cuma firasatku" "dia pria hebat, dia sanggup menahan godaan dari mahasiswa yg mengaguminya, pilihannya hanya untukku" "alena kau gadis cantik, jangan menangis, anggap saja zico pulang larut malam karena sedang lembur dikantor" "zico akan memilihmu menjadi ibu bagi anak anaknya nanti kau harus semangat" semua catatan alena membuat ia cengengesan. Tingkah kekasihnya begitu menggemaskan baginya. Namun mengingat alena ia selalu ingin menangis tak kuasa menahan air matanya. Ia menacak rambutnya frustasi mengutuk dirinya. Semua salahnya dan selamanya akan menjadi salahnya. Dia pria yg sangat jahat. 

**

Disebuah taman yg bernuansa serba putih dengan bunga bunga dan kupu kupu cantik, terdapat seorang gadis cantik bergaun putih, memetik bunga warna warni mengumpulkannya dan menciumi aroma khas bunga tersebut, bahkan kumbang dan kupu kupu cantik berhinggap di bunga itu. Saat salah satu kupu kupu dengan sayap berwarna putih bersinar pergi gadis cantik itu berlari mengikuti kupu kupu itu. "alena" teriak seorang laki laki tampan dari seberang sana memanggil gadis cantik itu alena. Alena menoleh sekilas tak mempedulikannya. "alena kembalilah" teriak pemuda itu lg. Alena tetap mengejar kupu kupu itu tak mempedulikannya ajakan pemuda itu. Samar samar bayangan alena akan menghilang dari pandangan pemuda itu. Ia ingin mengejarnya tapi langkahnya begitu berat. "jangan pergi seperti kupu kupu itu, aku mencintaimu alena kembalilah" teriak pemuda itu sekuat tenaga. Alena menghentikan langkahnya, menoleh kepada pemuda itu, air matanya menetes di pipi cantiknya. Alena ragu untuk melangkah disisi lain Ia ingin mengejar kupu kupu itu tapi ia ingin bersama pemuda itu. 

**

Zico  tersadar dari tidurnya, mimpi apa yg ia alami tadi. Alena sangat cantik didalam mimpinya. Dan siapa pemuda tampan itu. Seperti bukan dirinya. Pertanda apakah mimpinya itu, alena pergi? Tidak mungkin. Ia benar benar merindukan alena sekarang. Zico mengambil ponselnya menelfon seseorang disana. "belum ada peningkatan? Kasih waktu sehari lg, jangan malam ini kumohon, apa anda tak bisa mengusahakan? Saya mohon, baik aku akan datang segera" ucapnya mematikan panggilannya. Buru buru ia bersiap untuk pergi. 

**


Sudah 1 minggu sejak alena koma, dokter mengatakan tidak ada respon dari tubuh alena. Bahkan dokter menyuruh untuk pihak keluarga menyetujui untuk pelepasan alat alat rumah sakit yg menempel pada alena. Ara dan bily datang menunggu zico. Ara tak sanggup untuk kehilangan alena sahabat terbaiknya. "apa keluarga alena belum datang?" tanya dokter pada ara. "dokter tak bisa menunggu zico terlebih dahulu?" tanya bily. "baik saya akan menunggu" ucapnya. Tak beberapa lama zico datang, ara menangis memohon pada zico agar tidak menyetujui keputusan dokter. Ia yakin alena masih bisa sembuh dari komanya. "dok apa tak bisa menunggu sampai alena sadar?" tanya zico. "maaf pak, jika alena terus seperti ini itu akan menyiksa alena saja. Dan biasanya seseorang tersadar dari koma hanya 3 hari jika lebih dia bisa dinyatakan meninggal" jelas dojter merasa kasihan. Zico tetap bersih keras untuk mempertahankan alena. Ia masuk kedalam ruangan alena menangis membujuk terus kekasihnya agar cepat sadar. "sayang kumohon sadarlah, aku tak sanggup kehilanganmu" teriak zico mengguncang guncang tubuh alena. Membuat seluruh orang yg ada disana merasa iba. Ara hanya menangis tak sanggup. "kita bisa memulai dari awal alena, aku akan menikahimu kumohon sadarlah. Aku mencintaimu alena sadar" ucap zico merasa pasrah tak ada jawaban dari alena. Zico menyadari Air mata keluar dari mata alena yg masih terpejam. Ia terus mengguncang guncang tubuh alena. Mungkin alena mulai merespon suaranya. "alena sayang, kau dengar aku? Dengarkan aku. Aku mencintaimu. Aku janji setelah kau lulus wisuda aku akan menikahimu. Itu impianmu kan sayang? Kumohon bangunlah" ucap zico. Bersamaan jari tangan alena bergerak, matanya perlahan mulai membuka. Zico buru buru memanggil dokter dan yg lainnya. "zico" gumam alena. Dokter langsung memeriksa keadaan alena. "sungguh keajaiban, alena merespon ucapanmu. Dia bisa sadar dari komanya. Tapi keadaannya masih sedikit lemah" jelas dokter. Melihat zico menangis alena menghapus air mata yg ada dipipi kekasihnya. "kenapa menangis?" ucapnya lirih. "aku takut kehilanganmu sayang" balas zico langsung memeluk alena. Ara dan bily ikut tersenyum melihat sahabatnya sudah sembuh. Ini benar benar keajaiban tuhan. Pemandangan yg sangat mengharukan.

**

3 hari setelah sadar dari komanya alena masih dirawat dirumah sakit. Zico selalu menjaga dan menemani alena, bahkan ia rela untuk cuti tidak mengajar hanya untuk merawat sang kekasihnya itu. Alena senang dengan perubahan zico. "apa kemarin aku minum banyak?" tanya alena pada zico. "ya benar kau minum banyak sekali" jelas zico kesal. "aku minta maaf aku benar benar kalut saat itu" ucap alena sedih. "tak apa sayang, aku minta maaf padamu aku terlalu sibuk tak mengawasi mu dan tak bisa menjadi kekasiu yg bertanggung jawab untukmu" ucap zico. "tak usah minta maaf aku yg egois padamu, harusnya aku tidak memaksamu untuk selalu bersamaku. Bukannya aku yg menyuruhmu untuk menjadi guru kursus vio. Jadi jika kau sibuk dengan vio aku tidak boleh egois" ucap alena lg. Zico menjelaskan pada alena tentang kejadian yg sebenarnya karena sebetulnya dia sibuk bukan karena menjadi guru kursus vio, melainkan ia ditugaskan untuk menggantikan pak rahmat dosen alena yg sedang sakit. Oleh sebab itu zico selalu sibuk membaca di perpustakaan bahkan mengabaikan alena. Alena mengangguk megerti ia paham sekarang alasan kekasihnya sibuk. Tapi mengapa zico tak pernah bilang padanya? Karena alasannya setiap zico pulang larut malam alena sudah tertidur lelap, dan paginya alena selalu berangkat bersama ara. Mereka tak pernah ada waktu untuk berdua. Mengerti semua itu alena meminta maaf pada zico karena terlambat menyadarinya. Dan bagaimana soal vio? Ya vio sudah tidak kursus lg dengan zico karena ia mulai paham dengan materi kuliah zico. Semua masalah alena dengan zico hanyalah salah paham kurangnya komunikasi dalam sebuah hubungan. "jangan pernah bertindak yg dapat mengancam nyawamu sayang, aku takut kehilanganmu" ucap zico kemudian memeluk alena. Tak lama ara dan bily datang menjenguk alena. Ara senang sahabatnya sudah pulih kembali. "jangan jadi wanita nakal lg alena" ledek ara. "hah? Wanita nakal?" tanya alena bingung, apa maksudnya. "menghabiskan 5 gelas alkohol" jawab ara tertawa. Zico dan bily ikut tertawa, sementara alena menahan malu karena membayangkan betapa liarnya dirinya saat itu, itu dosa terbesar baginya. 

**

Setelah beberapa hari dirumah sakit, kondisi alena mulai membaik. Ia sudah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Siang itu di apartemen, zico sengaja membuat kejutan untuk alena, ia menutup mata alena dan membawanya ke kamar yg sudah dihias dengan cantik oleh dirinya. Ketika sudah siap zico membuka penutup mata yg menempel pada alena. Ketika dibuka begitu terkejutnya alena kamarnya indah dihiasi oleh balon dan bunga mawar yg bertaburan dikasurnya serta lilin yg menghiasi setiap kamarnya. Kelopak bunga mawar berbentuk love bertuliskan "i love you alena" membuat ia sungguh bahagia. "alena, aku pernah berkata padamu, entah kau mendengarnya atau tidak saat kau koma. Aku berjanji akan menikahimu setelah kau lulus wisuda. Mungkin memang kamu belum wisuda. Tapi izinkan aku untuk melamarmu sekarang dan kita persiapkan semuanya. Setelah lulus wisuda aku akan menikahimu. Maukah kau menikah denganku? Menjadi pendampingku?" jelas zico, setengah berjongkok didepan alena sembari memberikan bunga mawar dan cincin yg sangat indah. Alena menangis haru, ia benar benar tak menyangka mendapat kejutan semua itu, alena mengangguk menerima lamaran zico. "aku tidak punya siapa siapa lg disini, selain kamu sayang. Aku berjanji akan membahagiakanmu" jelas zico, ditengah tengah pelukannya pada alena. Alena terkejut bukannya zico masih punya kakeknya? Kakek yg merawatnya dari kecil hingga sekarang, kakek yg selalu menyayangi zico. "kakekku sudah meninggal, saat kamu koma" ucap zico. Alena terkejut bukan main, alena sendiri kenal dengan kakeknya zico. Ia juga orang yg merestui jika zico bersama alena, alena sudah menganggap kakek zico sebagai kakeknya sendiri. "jangan menangis, sebelum pergi kakek sempat menjengukmu saat koma" jelas zico. "benarkah?" tanya alena. "kata kakek, jika ia boleh memilih biar ia saja yg pergi jangan kamu alena. Lalu pulangnya kakek ngedrop, jantungnya kumat. Dan esoknya dia pergi, kakek menyayangimu. Ia menyuruhku untuk menikahimu agar aku bisa menjagamu" ucap zico. "tapi tanpa kakek menyuruhku, aku memang ingin menikahimu" jelas zico lg. Alena memeluk zico mengucapkan terima kasih padanya dan kakek zico.

**

Setelah alena lulus wisuda, hari yg ditunggu datang. Seperti janjinya pada alena zico akan menikahi alena. Sebelum melangsungkan acara pernikahan alena dan zico pergi kemakam kakek zico dan ke makam orang tua alena memberi doa pada mereka, orang yg sangat berperan penting untuk keduanya sekaligus zico meminta izin pada orang tua alena untuk menikahi putri cantiknya. "ibu, ini zico. Calon suami alena" gumam alena didepan makam ibunya. "ibu maafkan saya tak bisa menjaga alena saat kemarin, tapi saya berjanji setiap hari mulai sekarang saya akan menjaga putri cantik ibu. Saya akan menikahinya, menjaganya sepenuh hati saya. Saya mencintai alena" ucap zico, membuat air mata alena membasahi pipinya, ia bahagia memiliki zico sebagai suaminya kelak. 

Hari yg ditunggu tiba, hari ini alena dan zico resmi menikah, semua tamu undangan datang untuk mengucapkan selamat pada pasangan tersebut. Ara dan bily datang sangat bahagia melihat sahabatnya bisa menikah. "kapan menyusul?" tanya alena. Ara hanya berdehem kecil sembari melirik bily yg terlihat salah tingkah. "tergantung dia" goda ara tertawa. Baik kita melupakan ara dan bily sekarang wkwk. Vio juga datang tak lupa untuk mengucapkan selamat pada mereka. Vio datang membawa seorang lelaki kekasih barunya. Alena ikut senang melihat vio sudah bahagia dan memiliki kekasih, karena itu artinya tidak ada yg mengganggu hubungan alena dan zico. "maaf pernah membuat kalian salah paham karenaku" ucap vio. "tak apa itu salah kami" jelas alena. "aku doakan semoga kalian bahagia, terima kasih pak zico sudah membantuku untuk kursus dan alena terimakasih untuk semuanya" ucap vio kemudian memeluk alena. Pesta pernikahan mereka sungguh meriah hari ini. Tanpa diduga zico langsung mencium bibir alena didepan para tamu undangan membuat mereka terkaget kaget sekaligus bahagia. 


Widya Nur Luthfiana

Posting Komentar

0 Komentar